Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid meyakini koalisi PKB dan Partai Gerindra akan berlanjut terus sampai berhasil memenangkan pemilihan presiden 2024.
"Jadi ketika PKB bergandeng dengan Gerindra membangun koalisi, PKB tidak punya bayangan untuk bercerai. Kami ingin membangun kekuatan sampai menang," kata Jazilul di Jakarta, baru-baru ini.
Pernyataan Jazilul untuk merespons rumor perjodohan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Muncul kekhawatiran jika rumor itu benar akan menggoyahkan koalisi yang sudah dibangun PKB dan Partai Gerindra.
Baca Juga: PKB Yakin Pesan Jokowi Soal Politik Identitas Tidak Ditujukan kepada Anies Baswedan
Jazilul menilai jika ada yang otak-atik pasangan calon presiden dan calon wakil presiden merupakan hal yang selalu ada menjelang pemilu, termasuk munculnya rumor perjodohan Prabowo dan Ganjar.
"Cuma kan otak-atik ini selalu ada. Pak Prabowo-Ganjar atau apa, buat kami masih dalam prinsip itu," kata Jazilul.
Jazilul mengatakan PKB tetap memegang prinsip untuk membangun koalisi secara serius dan selama ini tidak terpikirkan untuk bubar.
"Kami membangun koalisi yang serius, tidak mikir bercerai karena kalau dalam Islam perceraian itu sesuatu yang sangat dibenci Allah. Jadi kalau sampai bercerai kami dengan Gerindra, ah nggak bagus itu," kata dia.
Rumor Prabowo akan berpasangan dengan Ganjar dikatakan Jazilul tidak mengusik koalisi PKB dan Gerindra.
Baca Juga: Waketum PKB Beri Pembelaan ke Anies: Dimana Politik Identitasnya? Itu Cuma Pembusukan
"Nggak terganggu, kan baru setingkat isu ya, karena kita berpegang saja kepada fakta yang ditandatangani bahwa capres itu dibicarakan Pak Prabowo dan Gus Muhaimin," kata dia.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani juga mengatakan PKB dan Gerindra sudah terikat perjanjian kerja sama politik yang dideklarasikan pada 13 Agustus 2022.
"Perjanjian koalisi ini mengikat satu sama lain," ujar Muzani.
Partai Gerindra, kata Muzani, tidak akan terburu-buru untuk menentukan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
"Ya waktu tentu saja berjalan. Nanti akan sama-sama kita ikuti dengan siapa Pak Prabowo akan menjadi presiden, dengan siapa nanti Pak Prabowo akan berpasangan dalam hal memilih wakil presiden," kata Muzani.
Prabowo dan Muhaimin sama-sama mendapatkan amanat dari partai mereka untuk menentukan langkah strategis di pemilu presiden 2024.
"Keduanya punya hak untuk memutuskan, tapi juga punya hak untuk memveto setiap nama yang diajukan," kata Muzani.
"Pasangan calon presiden dari gabungan Partai Gerindra dan PKB sampai sekarang belum ditetapkan. Apalagi pasangan calon wakil presiden."
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden akan mereka umumkan setelah mendapatkan tambahan partai baru untuk memperkoat koalisi. [rangkuman laporan Suara.com]